Friday, March 18, 2011

IPTV, Menonton Televisi lewat Internet

BABAK baru layanan televisi berbasis internet kini hadir di Indonesia. PT Telkom Tbk Senin (28/2) kemarin melakukan soft launching Internet Protocol Television (IPTV), layanan terbaru yang memungkinkan pengguna internet melihat siaran televisi sekaligus aktif memilih layanan sesuai keinginan. Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah mengungkapkan, IPTV bukan hanya konten televisi yang didistribusikan lewat internet. Namun juga merupakan sinergi antara kekuatan interaksi internet dan web dengan kekuatan media televisi. Ia berharap layanan ini bisa memenuhi keinginan masyarakat. Direktur Konsumer PT Telkom I Nyoman Wiryanata mengatakan, IPTV berbeda dengan layanan TV berbayar lain. IPTV punya fasilitas entertainment yang lebih bagus, ada game, bisa karaoke dan menyaksikan tayangan yang sudah lewat. Kalau layanan TV berbayar lain kan pasif, kalau IPTV ini interaktif. Layanan IPTV secara umum meliputi broadcast televisi dan video di atas akses internet dan interaksi multimedia dengan kecepatan true broadband seperti game, shopping, dan advertising. Selain itu juga ada layanan content on demand yang termasuk TV on demmand, video on demmand, music on demmand, dan karaoke on demmand.
Layanan bisa disaksikan dengan perangkat televisi, komputer, notebook, dan smartphone. Untuk tayangan live serta video on demmand, IPTV mendukung standard definition (SDTV) serta High Definition (HDTV). Video on demmand sendiri bisa dikontrol seperti layaknya menonton DVD.
IPTV akan memanfaatkan jaringan kabel yang sama dengan Speedy dan telepon. Layanan ini adalah cara untuk mengangkat kembali potensi jaringan kabel kala penggunaan oleh masyarakat menurun.
Rinaldi mengatakan, investasi pengembangan IPTV kurang dari Rp 50 miliar. Untuk mendukung layanan ini, Telkom terus berupaya mengembangkan kapasitas akses, yakni mengembangkan akses pita lebar dan menambah kecepatan true broadband atau akses dengan kecepatan 20 Mbps dan 100 Mbps. “Pada tahun 2010, kapasitas true broadband yang baru mencapai 21 persen akan ditingkatkan menjadi 85 persen di tahun 2015,” papar Rinaldi. (fin/kps)

Komik tentang Mark Zuckerberg (CEO Facebook)

KEHIDUPAN pendiri dan CEO Facebook yang fenomenal, Mark Zuckerberg, tidak hanya menarik untuk difilmkan atau ditulis dalam sebuah novel. Penerbit Bluewater Productions dari Kanada tertarik menuangkan kisah perjalanan hidupnya ke dalam sebuah komik. “Mark Zuckerberg adalah miliarder termuda di Bumi dan menciptakan sesuatu yang punya pengaruh besar di dunia. Tentu saja semua orang sudah tahu banyak tentang dia. Sangat menakjubkan,” kata Jerome Maida, sang penulis naskah untuk komik tersebut, Rabu(23/2) lalu.

Ilustrasi komik berukuran besar setebal 48 halaman itu dibuat oleh Sal Field. Komik tersebut rencananya akan dipasarkan seharga 6,99 dollar AS per buku dan mulai tersedia di toko buku hari ini. Hadirnya komik ini sekaligus melengkapi dokumentasi kisah Mark Zuckerberg yang sebelumnya pernah divisualkan dalam film layar lebar berjudul The Social Network yang diangkat dari novel. Bahkan, produser film Hayden 5 sudah menyatakan ketertarikannya membuat film animasinya berdasarkan naskah dalam komik tersebut.(fin/kps/mashable)

Domain Internet Termahal Di Dunia

DOMAIN Sex.com akhirnya tidak hanya terjual, tetapi juga sukses memecahkan rekor sebagai domain internet termahal di dunia. Terjual pada November 2010 lalu, Sex.com dilepas dengan harga 13 juta dollar AS atau sekitar Rp 115 miliar. Perusahaan yang rela merogoh kocek sebesar itu adalah Clover Holdings Ltd dari Jerman. Menurut catatan situs web Guinness World Records, Sex.com terjual pada 17 November 2010. Sebelumnya, domain ini dilelang di Sedo.com oleh pemilik sebelumnya, Escom LLC.

Namun, sampai saat ini, alamat situs tersebut masih dibiarkan saja. Sejak didaftarkan, nama domian tersebut memang belum pernah digunakan untuk layanan komersial. Padahal, alamat tersebut dinilai menjadi alamat situs bernilai tinggi dan juga diperjualbelikan dengan harga sangat mahal. Escom LLC sebagai pemilik sebelumnya bahkan terpaksa menjualnya karena bangkrut. Escom dan perusahaan yang masuk dalam konsorsium gagal membayar utang dan sempat dipailitkan. (kps/esy)

Nielsen Studi Iklan Online Asia

NIELSEN Company bersama Yahoo! Inc. baru-baru ini merilis Brand Impact, sebuah studi untuk mengukur efektifitas merek dalam kampanye iklan online di seluruh Asia. Proyek Yahoo! Nielsen Brand Impact terdiri dari rangkaian 100 studi kasus yang akan mengukur efektifitas sebuah brand dari kampanye iklan online.
Studi ini memungkinkan para pemasar membandingkan kinerja brand dari iklan online mereka dengan sektor periklanan dan dengan sektor industri mereka secara vertikal. Brand Impact juga menyediakan para marketer dengan berbagai perhitungan metrik termasuk pengenalan, selera, pertimbangan pembelian, rekomendasi dan maksud pembelian.
David Webb, Managing Director of Advertising Solutions Nielsen di APMEA (Asia Pacific/Middle East/Africa) Rabu pekan lalu mengemukakan, sektor online di Asia dan seluruh dunia tengah mengalami pertumbuhan yang eksponensial dalam pembelanjaan iklan seiring dengan perusahaan-perusahaan yang mulai menentukan keseimbangan yang tepat lintas media untuk menggapai konsumen yang tepat. Brand Impact membantu mengukur efektivitas iklan dan akan memaparkan pengertian yang paling dalam tentang pengaruh iklan online terkini di Asia. Jadi tidak hanya sekedar penghitungan tarif cara tradisional yakni jumlah klik untuk menghitung pengaruh brand dari kampanye online yang lebih luas lagi serta menyediakan pengukuran yang benar atas ROI (Return On Investment) dan kinerja,” kata David. (esy)

Jepang Miliki Jaringan Internet Kebal Bencana Alam

TERJANGAN gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang tak sampai merusak infrastruktur internet di negeri itu. Perusahaan monitoring internet Renesys menyebutkan, kalaupun terjadi gangguan, hanya dalam skala kecil. James Cowie, CTO Renesys seperti dikutip Computer World menyatakan, situs-situs yang berbasis di Jepang umumnya tetap beroperasi pasca-tsunami. Jaringan internet juga tetap tersedia untuk mendukung fungsi komunikasi di Negeri Sakura tersebut. Saat terjadi gempa, sekitar 100 dari 6.000 jaringan di Jepang memang sempat tidak beroperasi. Namun semuanya kembali pulih beberapa jam kemudian.
Trafik internet dari dan menuju ke Jepang sempat anjlok sekitar 25 Gbps pasca-gempa. Namun tak lama kemudian trafik kembali normal. Renesys menyatakan belum memiliki informasi akurat perihal penyebab mengapa jaringan internet di Jepang bisa begitu tangguh meski diterjang gempa dan badai tsunami. “Kami belum mengetahui apa penyebabnya,” ungkap Cowie. Ada dugaan, hal tersebut dikarenakan jaringan kabel bawah laut tak mengalami kerusakan saat gempa dan tsunami terjadi. Hal yang bertolak belakang dengan yang dialami jaringan internet di Taiwan. Saat gempa melanda negeri pulau tersebut 2006 lalu, kabel bawah laut banyak yang rusak. Jaringan internet pun sempat ngadat. Saat gempa dan tsunami melanda Jepang, ada temuan kerusakan di dua segmen, yakni sistem kabel milik Pacnet EAC yang menimbulkan beberapa gangguan koneksi di Jepang, Filipina dan Hong Kong serta kabel bawah laut Pacific Crossing juga terkena kerusakan. Secara umum, koneksi internet di Jepang tetap berjalan baik. “Ini jelas melebihi ekspektasi,” ungkap Cowie. (fin/dti)

Google Person Finder untuk Tsunami Jepang

TAK berselang lama setelah gempa dan tsunami melanda Jepang bagian utara Jumat (11/3) lalu, situs layanan pencari data Google langsung membuka layanan Google Person Finder. Layanan yang diberi label Person Finder 2011 Japan Earthquake tersebut membantu masyarakat melacak status kerabat, teman, atau kolega mereka di Jepang yang belum diketahui nasibnya sejak bencana terjadi. “Ini merupakan tool sederhana yang dapat digunakan untuk mengecek keamanan keluarga dan teman,” sebut Google dalam halaman blognya dalam bahasa Jepang. Layanan ini pada dasarnya menyediakan dua bentuk laporan, masing-masing formulir untuk melaporkan nama orang yang ingin diketahui nasibnya dengan mengeklik tombol ‘I have information about someone’ dan formulir untuk melaporkan nasib seseorang yang masuk dalam daftar pencarian dengan mengeklik ‘I’m looking for someone’ dan memasukkan nama orang yang dimaksud. Google selanjutnya akan memproses dengan mencocokkan dengan data yang telah ada. Data-data yang dilaporkan masyarakat tersebutlalu masuk dalam database internal Google sehingga setiap orang dapat melakukan pencarian, baik nama yang masih dicari maupun nama-nama yang sudah diketahui nasibnya. Tak sampai sehari, sudah tercatat ada 26.200 data orang yang diinput warga ke Google Persons Finder.

Demi memudahkan warga Jepang, Google menyediakan opsi untuk ditampilkan dalam bahasa mereka, ada pula pilihan dalam bahasa Inggris untuk memudahkan pengguna yang tidak menggunakan bahasa Jepang. Namun, karena layanan ini bersifat terbuka dan bisa diakses siapa saja, Google menekankan juga soal akurasi data yang diinput. Google tidak dapat dijamin aspek akurasi tersebut karena semua informasi dimasukkan pengguna. “Perlu dicatat, semua data yang dimasukkan akan tersedia untuk publik dan dapat dilihat dan digunakan siapa saja. Google tidak melakukan pengecekan atau verifikasi terhadap akurasi data,” sebut Google.
Layanan seperti ini bukan yang pertama kali dirilis Google. Saat bencana gempa melanda Christchurch, Selandia Baru, Februari lalu, Google juga menyediakan layanan Person Finder. Layanan serupa juga dibuka Google saat terjadi gempa di Republik Haiti.
Selain layanan Person Finder, Google juga telah membuat situs web pusat krisis khusus untuk bencana Jepang yang menyediakan informasi penting termasuk status bandara, kereta api, dan informasi pemadaman listrik berikut peta. (fin/kps)

AHA Office in a Box untuk UMKM

BAKRIE Connectivity (B-connect) baru-baru ini merilis produk terbaru AHA Office in a Box, sebuah solusi pengembangan bisnis untuk para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. AHA Office in a Box, adalah sebuah produk solusi bisnis online yang didesain khusus untuk para pelaku UMKM. Penggunaan AHA Office-in-a-Box mendukung pengusaha UMKM dapat bersaing lebih baik di industri yang mereka jalani, baik dalam lingkup pasar domestik maupun internasional, termasuk dalam mengembangkan pangsa pasar mereka. “Produk ini dilengkapi koneksi internet AHA EVDO yang mulus dengan kecepatan mencapai
3.1 Mbps, registrasi domain, hosting situs, mailbox bisnis, peralatan konektivitas, data plan, paket konektivitas, penyimpanan digital, layanan pelanggan berdedikasi, keamanan online untuk bisnis,” kata Presiden Direktur PT Bakrie Connectivity, Erik Meijer, akhir pecan lalu. AHA Office-in-a-Box dilengkapi layanan komunikasi dan kolaborasi piranti lunak produktifitas dari Google berbasis teknologi komputasi awan, aplikasi Google untuk bisnis. UMKM juga akan memiliki akses ke fitur-fitur inovasi tanpa harus menginstal atau membayar biaya tambahan untuk mendapatkan versi terbaru. (esy)